Temuan ulat pada sayuran dalam menu Makanan Bergizi Gratis (MBG) di SMAN 6 Solo kembali menimbulkan polemik. Namun, berbeda dengan sebagian orang tua yang resah, Kepala Sekolah SMAN 6 Solo menilai hal tersebut sebagai sesuatu yang lumrah.
Pandangan Kepala Sekolah
Menurutnya, keberadaan ulat dalam sayuran tidak bisa langsung dianggap sebagai tanda kelalaian serius.
“Ulat dalam sayur itu bisa terjadi, apalagi kalau sayurnya segar dan tidak menggunakan pestisida berlebihan. Justru ini bisa jadi bukti sayur yang dipakai alami,” ujarnya kepada wartawan.
Respons Publik
Pernyataan ini menuai pro dan kontra. Sebagian orang tua siswa menganggap komentar tersebut menyepelekan masalah kebersihan makanan anak-anak. Namun ada juga yang melihatnya sebagai bentuk penjelasan agar persoalan tidak dibesar-besarkan.
Tanggapan Pemerintah Daerah
Meski demikian, Wali Kota Solo tetap menegaskan akan bersurat ke Badan Gizi Nasional (BGN) untuk meminta evaluasi dan peningkatan standar pengawasan MBG. Pemerintah daerah menekankan bahwa distribusi makanan untuk siswa harus memenuhi standar gizi sekaligus kebersihan.
Dampak terhadap Program MBG
Kasus ini memperlihatkan tantangan dalam implementasi MBG, mulai dari distribusi, pengawasan, hingga persepsi publik. Meski program ini dirancang untuk mengurangi stunting dan meningkatkan kesehatan siswa, kualitas makanan yang disajikan tetap menjadi faktor krusial keberhasilan.
Lihat Juga di Wikipedia
Kategori
- Program pemerintah Indonesia
- Bantuan sosial
- Gizi masyarakat
- Kota Surakarta
- Isu pangan Indonesia