by -91 Views

Ilustrasi emisi karbon (Pixabay/Pexels)

Karbon hitam atau black carbon adalah salah satu bentuk
polusi udara
paling berbahaya sekaligus paling diabaikan.
Partikel ini dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil, biomassa, dan limbah.
Studi terbaru menunjukkan bahwa emisi karbon hitam di negara berkembang ternyata jauh lebih tinggi dari perkiraan,
sehingga berimplikasi besar bagi kesehatan masyarakat dan
perubahan iklim.

Apa Itu Karbon Hitam?

Karbon hitam
adalah partikel halus yang terbentuk dari pembakaran tidak sempurna.
Sumbernya beragam, mulai dari transportasi berbahan bakar diesel, tungku rumah tangga tradisional,
pembakaran sampah terbuka, hingga industri kecil.
Karbon hitam memiliki sifat sangat menyerap cahaya matahari, sehingga berkontribusi besar pada pemanasan global.

Mengapa Emisi Tinggi di Negara Berkembang?

Negara berkembang masih bergantung pada sumber energi tradisional dan teknologi usang.
Beberapa penyebab utama tingginya emisi karbon hitam antara lain:

  • Penggunaan tungku tradisional berbahan kayu atau arang di rumah tangga.
  • Kendaraan diesel tua dengan standar emisi rendah.
  • Pembakaran sampah terbuka (open burning) yang masih lazim dilakukan.
  • Industri kecil tanpa teknologi pengendalian emisi.

Kondisi ini menciptakan paradoks: meski konsumsi energi fosil di negara berkembang relatif lebih rendah,
emisi karbon hitam mereka justru jauh lebih tinggi dari perkiraan awal.

Dampak Karbon Hitam

Karbon hitam tidak hanya memperburuk pemanasan global, tetapi juga merusak kesehatan masyarakat.
Menurut WHO,
polusi udara termasuk karbon hitam menyebabkan jutaan kematian dini setiap tahun.

Dampaknya bisa dilihat di dua level:

  1. Global: mempercepat pencairan es di kutub dan pegunungan karena partikel hitam menyerap panas.
  2. Lokal: meningkatkan penyakit pernapasan dan kardiovaskular di kota-kota besar.

Solusi Mengurangi Emisi Karbon Hitam

Mengatasi emisi karbon hitam di negara berkembang memerlukan kombinasi teknologi, kebijakan, dan pendanaan internasional.
Beberapa langkah penting antara lain:

  • Transisi ke energi bersih untuk rumah tangga (kompor gas, listrik, atau bioenergi).
  • Peningkatan standar emisi kendaraan dan transportasi publik yang lebih bersih.
  • Pengelolaan sampah modern untuk menghindari pembakaran terbuka.
  • Pendanaan iklim global untuk mendukung negara berkembang mengurangi emisi tanpa membebani masyarakat miskin.

Kesimpulan

Emisi karbon hitam di negara berkembang jauh lebih tinggi dari perkiraan.
Fenomena ini menyoroti urgensi kebijakan global yang lebih adil dalam menanggulangi polusi udara dan perubahan iklim.
Jika dikelola dengan tepat, pengurangan emisi karbon hitam dapat menjadi solusi cepat
untuk memperbaiki kualitas udara sekaligus menahan laju pemanasan global.

Pranala Luar Wikipedia

 

BRIMO

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *